Berikutlima cara menanam bayam dalam media pot dan lahan rumah. 1. Persiapkan benih tanaman bayam. Cara pertama untuk menanam bayam di rumah yaitu, siapkan benih tanamannya terlebih dulu. Kamu bisa mendapatkan benihnya melalui teknik setek. Namun, jika kamu ingin lebih praktis, kamu bisa membeli benih bayam di toko pertanian. Harga benih bayam CARAMENANAM PADI UMUR PENDEK HASIL MELIMPAH TERBUKTI MENCAPAI 12 TON/HAini adalah cara menanam padi umur genjah, disini saya tidak bermaksud untuk keminter Supayahasil panen pada tanaman padi dapat berhasil dan melimpah, pelajarilah langkah-langkah cara menanam padi berikut ini dengan serius, langkah-langkahnya yaitu: A. Pengolahan Tanah Langkah pertama yakni bersihkan lahan terlebih dahulu dari rumput-rumputan ataupun semak belukar yang mengganggu menggunakan parang, setelah itu kumpulkan dan dibakar. Sebelumlanjut pada proses penanam padi, sebaiknya pastikan terlebih dulu Anda sudah memilih tanaman padi yang memiliki daun 2-3 helai dan berumur kurang dari 2 minggu. Buat lubang kecil dengan kedalaman 15 cm, setelah itu lakukan penanaman seperti biasa. Untuk 1 lubang Anda bisa menanam bibit padi tersebut sebanyak 1-2 tanaman saja. Perawatan Padi ix5HJ. Viewers 356Langkah Langkah Cara Menanam Padi – Tanaman padi merupakan asal muasal dari beras. Beras merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat. Begitu bergantungnya masyarakat akan kebutuhan beras atau nasi, menyebabkan beras atau nasi menjadi kebutuhan utama dan wajib untuk dipenuhi. Kecukupan dan keberhasilan budidaya tanaman padi menjadi penentu untuk mencukupi tanaman padi maka manusia tidak dapat mengkonsumsi nasi lagi. Sehingga, budidaya tanaman padi harus terus dikembangkan oleh petani padi Indonesia. Inilah Cara menanam padi yang baik dan menguntungkan, Selain nilai kebutuhannya, tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, nilai jual beras sangatlah tinggi dan pasti laku tidak mungkin tidak laku. Oleh karena itu, diharapkan semakin bertambah para petani yang mengembangkan budidaya tanaman padi Menanam PadiUntuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam padi dan proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di perhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi sampai panen berikut iniPersiapan media tanamMedia tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan. Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan, kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena bibitBibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90% benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar 1 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis masing-masing 10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih yang telah berkecambah dengan penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna. Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1 cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang lahanLangkah Langkah Cara Menanam Padi – Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hama dan penyakitHama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk. Gunakan sabit gerigi untuk memanen dan letakkan hasil panen pada tikar dengan merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang cara menanam padi yang benar secara berurutan. Jika dilakukan penanaman padi yang baik dan benar, maka hasilnya pun akan memuaskan dan menguntungkan. Untuk itu lakukanlah penanaman padi dengan tepat. gambar cara menanam padi Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi atau beras, untuk memenuhi kebutuhan karbohidratnya. Ini berarti kebutuhan beras sebagai bahan dasar nasi masih sangat diperlukan, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Maka dari itu, peluang budidaya padi masih sangat, dan akan terus menjanjikan. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Negeri ini. Anda harus mengetahui cara menanam padi yang baik dan benar, untuk dapat menghasilkan hasil panen yang menggembirakan. Sebaiknya menanam padi dilakukan dengan sungguh – sungguh, tidak hanya dijadikan kesibukan sampingan. Sehingga Anda benar – benar merawat tanaman padi Anda dengan maksimal, tentu agar menghasilkan panen yang melimpah. Biasanya para petani di Jawa setelah padi tertanam disawah, mereka kemudian merantau ke kota menjadi kuli bangunan selama beberapa bulan sambil menunggu masa panen. Justru hal inilah yang menyebabkan hasil panen mereka kurang maksimal. Tanaman padi tidak dirawat dengan baik, hama dan penyakit tidak diketahui, dikarenakan ditinggal pemiliknya merantau ke kota. Hal tersebut memang tidak sepenuhnya salah Petani. Pemerintah yang terkesan kurang memperhatikan kesejahteraan Petani pun turut andil disana, sehingga petani lebih memilih berurbanisasi ke kota untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. Efek jangka panjangnya kita lah sendiri yang merasakan. Betapa kini Indonesia justru mengimpor beras dari Vietnam maupun Thailand meskipun katanya Indonesia adalah Negara Agraria. Agar hasil panen padi Anda berhasil dan melimpah, pelajarilah cara menanam padi berikut dengan seksama 1. Pengolahan Tanah Langkah pertama cara menanam padi yaitu, bersihkan lahan dari rerumputan dan semak belukar dengan parang, kumpulkan setelah itu dibakar. Aliri lahan dengan air untuk memudahkan proses pembajakan agar mendapatkan tanah lahan yang gembur dan lunak. Proses pengolahan ini bisa menggunakan traktor, bajak yang dibantu tenaga sapi atau kerbau, maupun menggunakan cangkul. Setelah tanah gembur, genangi lahan dengan air hingga ketinggian air mencapai 5 – 10 cm. Cara mengatur ketinggian air bisa dengan cara membuka dan menutup akses keluar masuknya irigasi. Diamkan air menggenang selama 2 minggu agar tanah semakin berlumpur, dan racun tanah ternetralisir oleh air tersebut. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa lihat gambar cara menanam padi berikut, dalam proses pengolahan lahan. 2. Pemilihan Bibit Unggul Cara menanam padi berikutnya setelah lahan dipersiapkan adalah, memilih calon bibit yang unggul sehingga hasil panen padi Anda sesuai dengan harapan. Anda dapat mengetahui apakah bibit padi tersebut unggul atau tidak dengan cara Rendam benih padi kira – kira 100 butir di dalam air selama kurang lebih 2 jam. Letakkan benih yang sudah direndam tadi diatas kain yang sudah dibasahi, kemudian hitunglah benih yang berkecambah. Jika perkecambahan lebih dari 90 butir, itu artinya benih tersebut bermutu tinggi dan cocok digunakan sebagai bibit budidaya padi Anda. Untuk mengetahui benih bibit cara menanam padi yang baik, dapat Anda lihat dibawah ini gambar benih – cara menanam padi 3. Persemaian Cara menanam Padi selanjutnya setelah bibit unggul terpilih, adalah tahap persemaian. Untuk itu beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut Rendam benih padi selama sehari semalam, tiriskan dan biarkan selama 2 hari hingga berkecambah. Siapkan lahan persemaian kurang lebih 500 m2 untuk setiap 1 hektar lahan persawahan. Usahakan agar kondisi lahan persemaian tetap berair atau becek berlumpur. Berikan pupuk pada lahan persemaian dengan dosis 10 gr Urea ditambah 10 gr TSP dosis tersebut untuk setiap 1 m2 lahan persemaian . Tamanlah Bibit Padi yang sudah berkecambah tadi kedalam lahan persemaian yang sudah dipersiapkan. Cara menanam benih padi yaitu dengan menaburkan secara merata pada lahan pembenihan, yang Anda siapkan. Perhatikan gambar benih, yang perlu Anda ketahui sebagai langkah pembibitan cara menanam padi. gambar pembibitan cara menanam padi 4. Tahapan Cara Menanam Padi Tahap selanjutnya dalam cara menanam padi setelah proses persemaian bibit adalah, tahap penanaman bibit padi tersebut, kedalam lahan persawahan yang sudah dipersiapkan. Langkah-langkah cara menanam padi, yaitu dengan memindahkan bibit dari persemaian ke lahan sawah. Berikut langkah cara menanam padi yang perlu Anda perhatikan Bibit siap tanam yaitu harus berusia muda. Cirinya adalah bibit baru berdaun dua sampai tiga helai, dan sebaiknya penanaman bibit berusia tidak lebih dari 2 minggu ideal 12 hari Cara menanam padi pada lubang tanam, dapat dilakukan dengan cara tunggal mupun ganda. Satu lubang, untuk satu tanaman maksimal dua tanaman. Proses penanaman bibit padi yang baik yaitu, lahan dalam kondisi tidak tergenang air, kedalaman penanaman bibit antara 1-15 cm, tidak terlalu dalam, dengan betuk perakaran seperti huruf L, agar akar dapat tumbuh sempurna. Cara menanam padi yang baik harus dilakukan secara sejajar dan rapi. Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat gambar dibawah ini gambar cara menanam padi secara tepat Sebaiknya cara menanam padi dalam satu tahun, dikerjakan 2 tahap yaitu, pertama pada bulan Oktober dan kedua pada media pertengahan bulan April. 5. Penyiangan Lahan Pembersihan areal persawahan dari gulma dan rumput liar yang mengganggu, merupakan tahap penting yang harus dilakukan dalam cara menanam padi yang baik dan benar. Penyiangan dapat dimulai pada saat umur masa tanam sudah menginjak usia 3 minggu dan, berikutnya rutin dilakukan penyiangan setiap 3 minggu sekali. Penyiangan yang dianjurkan adalah dengan cara mencabut gulma atau rumput liar tersebut dengan tangan maupun menggunakan alat bantu gasrok. 6. Pemupukan Cara menanam padi yang sempurna tidak lepas dari taham pemberian pupuk agar Padi yang ditanam dapat tumbuh sempurna dan berbuah banyak. Untuk tahap memberikan pupuk dapat dengan cara Tahapan pemupukan pertama, Anda lakukan saat tanaman berusia 7-15 hari setelah tanam. Jenis pupuk yang dapat Anda gunakan adalah Urea dan TSP. Dosis 100 50 Kg/Hektar Tahap pemupukan ke dua dilakukan saat tanaman berusia 25-30 hari. Anda gunakan pupuk jenis urea 50 kg/ha dan Phonska 100 kg/ha Dan terakhir pemupukan ke tiga, umur tanaman 40-45 hari. Anda tetap gunakan pupuk Urea, dan ditambah Za. Dosisnya 50 50 Kg/Ha. 7. Perlindungan Tanaman Padi Terhadap Hama Beberapa Hama yang biasa menyerang tanaman padi, diantaranya adalah tikus, orong – orong, lembing, belalalng, walang sangit, hingga wereng. Pengendalian hama yang dianjurkan adalah dengan cara alami yaitu memelihara hewan pemangsa yang dapat menghambat perkembangan hama yang dimaksud. Maka dari itu pembasmian ular di area persawahan yang dianggap membahayakan manusia sebenarnya adalah tindakan tidak tepat, sebab sebenarnya habitat ular tersebut dapat menekan perkembangbiakan hama tikus yang dapat mengganggu tanaman padi Anda. gambar pengendalian hama dan Penyakit cara menanam padi secara tepat Pengenadalian hama penyakit secara alami cukup aman, bagi kelangsungan ekosistem alam. Namun jika hama penyakit belum dapat teratasi, maka sebagai langkah akhir Anda dapat menggunakan pestisida. 8. Masa Panen Tanda – tanda tanaman padi yang telah siap untuk dipanen adalah sebagai berikut Gabah sudah berwarna kuning Buah padi sudah terlihat menunduk karena sudah terisi beras. Proses panen dapat menggunakan sabit bergerigi maupun striper. Untuk menghindari kehilangan hasil panen yang signifikan diusahan panenlah hasil tanaman padi Anda tepat waktu, dan langsung rontokkan padi tersebut setelah disabit. Gunakan juga tikar ataupun terpal sebagai alas agar hasil padi tidak menyebar kemana – mana. Berikut ini gambar padi siap panen dan proses pemanenan, sebagai tahap akhir cara menanam padi. gambar tahap akhir cara menanam padi panen Sumber gambar Demikian cara menanam padi yang baik dan benar, sehingga hasil yang akan Anda dapatkan sesuai dengan harapan. Mari Budayakan cara tanam padi yang baik, agar hasil berlimpah, dan Negeri kita dapat berswasembada beras, tanpa impor ! JAKARTA, - Sawah tadah hujan adalah jenis sawah yang sistem perairannya bergantung pada hujan tanpa bangunan irigasi permanen. Sawah tadah hujan menjadi lumbung padi kedua setelah sawah irigasi. Akan tetapi, budidaya tanaman padi di sawah tadah hujan seringkali mengalami kendala akibat pasokan air yang sulit diprediksi. Selain itu, kesuburan dan pH tanah rendah, serta sifat fisik tanahnya kompak. Walaupun demikian, budidaya padi di sawah tadah hujan masih banyak dilakukan. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa 8/11/2022, berikut tips menanam padi di sawah tadah hujan yang benar agar produktivitasnya juga Simak, Cara Menanam Padi Metode SRI Menanam varietas unggul Pixabay/rajeshkhamari635 Ilustrasi persemaian padiVarietas unggul memiliki kemampuan adaptasi lingkungan yang tinggi. Selain itu, varietas unggul juga memiliki pertumbuhan dan produktivitas tinggi. Dengan demikian, hasil panennya menjadi maksimal. Memilih bibit yang bermutu dan sehat Bibit yang sehat dan berkualitas didapatkan dari benih terbaik. Oleh karena itu sebelum mulai menanam, pastikan telah melakukan seleksi benih padi terlebih dahulu. Benih yang dipilih yaitu benih bersertifikat karena terjamin kualitasnya. Baca juga Simak, Ini Cara Seleksi Benih Padi sebelum Menyemai Pengatur unsur hara P dan K Pemupukan fosfor P dan kalium K harus disesuaikan dengan kondisi sawah yang dapat diuji menggunakan alat PUTS atau perangkat uji tanah sawah. Alat tersebut dapat mengukur kandungan P dan K pada tanah tersebut. Dengan demikian, aplikasi pupuk yang mengandung P dan K bisa disesuaikan dengan kondisi lahan tempat menanam. ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe problem of rice husk waste becomes crucial in Sanrego Village, especially in the Farmers Group in Elo' partner. Community Partnership Program PKM activities focus on processing rice husk waste into aesthetic wall hangings. The method of implementation in the activity of PKM begins with counseling, and then training and mentoring are carried out. The results of the implementation of PKM activities to partners showed a significant increase in knowledge and information about the benefits of rice husk waste, and there was also an improvement in the skills of partners in processing rice husk waste into aesthetic wall hangings using natural dyes obtained from herbal ingredients such as turmeric, pandan leaves, dragon fruit skin, and coffee. Increased knowledge and skills in making aesthetic wall hangings reached 100%. Figures - uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar AsfarAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar AsfarContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar on Jan 03, 2022 Content may be subject to copyright. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 249 HIASAN DINDING ESTETIKA DARI LIMBAH SEKAM PADI Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar*1, Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar2, Sharma Thaha3, Ady Kurnia4, Andi Nurannisa5, Vivi Elvira Ekawati6, Sartika Sari Dewi7 1,3Politeknik Negeri Ujung Pandang 2,5,6,7Universitas Muhammadiyah Bone 4Universitas Indonesia Timur Corresponding Email andiifalasfar Abstract The problem of rice husk waste becomes crucial in Sanrego Village, especially in the Farmers Group in Elo' partner. Community Partnership Program PKM activities focus on processing rice husk waste into aesthetic wall hangings. The method of implementation in the activity of PKM begins with counseling, and then training and mentoring are carried out. The results of the implementation of PKM activities to partners showed a significant increase in knowledge and information about the benefits of rice husk waste, and there was also an improvement in the skills of partners in processing rice husk waste into aesthetic wall hangings using natural dyes obtained from herbal ingredients such as turmeric, pandan leaves, dragon fruit skin, and coffee. Increased knowledge and skills in making aesthetic wall hangings reached 100%. Keywords Wall hangings, natural dyes, rice husks Abstrak Permasalahan akan limbah sekam padi menjadi krusial di Desa Sanrego khususnya pada Kelompok tani Pada Elo’ mitra. Hadirnya kegiatan Program Kemitraan Masyarakat PKM memfokuskan pada pengolahan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika. Metode pelaksanaan dalam kegioatan PKM diawali dengan penyuluhan kemudian dilaksanakan pelatihan dan pendampingan. Hasil pelaksanaan kegiatan PKM kepada mitra menunjukkan peningkatan yang signifikan akan pengetahuan dan informasi mengenai kebermanfaatan dari limbah sekam padi serta terjadi pula peningkatan pada keterampilan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika dengan menggunakan pewarna alami yang diperoleh dari bahan-bahan herbal seperti kunyit, daun pandan, kulit buah naga, dan kopi. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat hiasan dinding estetika mencapai 100%. Kata Kunci Hiasan dinding, pewarna alami, sekam padi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dengan penyerapan tenaga kerja terbesar yaitu pada sektor pertanian dengan jumlah luas lahan sawah sebesar hektar Rahman & Octaviani, 2021. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2020, Indonesia memiliki luas daratan sebesar 191,09 juta hektar dengan sekitar 95,81 juta hektar lahan yang potensial untuk pertanian. Berbagai macam komoditas pertanian dibudidayakan di Indonesia, salah satunya adalah padi yang merupakan komoditas pertanian dengan jumlah produksi terbesar. Hampir seluruh provinsi di Indonesia menanam komoditas padi Kumendong, Sondakh & Tarore, 2021. Secara geografis, produksi padi terbesar di Indonesia terletak pada pulau Jawa yaitu sebesar 53% sebagai sentra produksi padi, kemudian diikuti oleh pulau Sumatera sebesar 23%. Sementara Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 250 itu, 11% berada pulau Sulawesi, 7% Kalimantan, 5% Nusa Tenggara dan Indonesia Timur bagian Maluku dan Papua Susilowati, 2017; Said & Yuwono, 2015. Salah satu penghasil padi tertinggi di pulau Sulawesi adalah provinsi Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai lumbung padi. Hampir seluruh kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan memproduksi padi, salah satunya adalah Kabupaten Bone. Desa Sanrego merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dengan produksi padi tertinggi. Desa Sanrego memiliki warga masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari pertanian yakni menjadi seorang petani. Luas sawah yang ada di Desa Sanrego adalah 743 hektar, dimana yang teririgasi sebesar 633 hektar dan non irigasi 110 hektar. Luas panen dari tanaman padi khusus Kecamatan Kahu adalah hektar yang hampir 50% disumbangkan dari hasil panen padi dari Desa Sanrego BPS Kec. Kahu, 2019. Permintaan terhadap komoditas padi mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia Septiadi & Joka, 2019; Wijayati & Suryana, 2019. Peningkatan permintaan ini dapat dipenuhi dengan cara meningkatkan produksi padi, sehingga produksi beras dapat meningkat. Besarnya produksi padi dan sebagian besar Desa Sanrego memiliki areal persawahan dengan intensitas panen 3 kali dalam setahun mengakibatkan sentra pengolahan beras cukup banyak di daerah ini. Dua tempat penggilingan padi yang masih aktif dalam melakukan pengolahan beras yaitu Usaha Putra Bina Tani dan Penggilingan Padi Farhan Jaya memiliki anggota atau pekerja dari kelompok tani muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Pada Elo’ Desa Sanrego dengan pendidikan tertinggi hanya di bangku SMA. Untuk satu kali produksi dalam satu kali panen, tempat penggilingan padi dapat mengolah sebanyak 350 ton padi rata-rata 3 ton per hari selama 3 bulan dan yang menjadi beras sebanyak 250 ton. Hasil samping dari penggilingan padi menjadi beras menghasilkan 50 ton dedak dan 50 ton sekam. Selain itu, penggilingan padi lainnya biasanya maksimum mengolah padi sebanyak 1-2 ton per hari selama 2-3 bulan. Untuk 1 ton disetarakan 750 kg gabah kering digiling menjadi beras sebanyak 570-600 kg beras. Hasil samping juga berupa dedak dan limbah sekam padi 150-180 kg per satu kali produksi. Dedak biasanya dijual untuk pakan sapi, sementara limbah sekam padi hanya menumpuk begitu saja. Limbah sekam padi yang menumpuk menjadi masalah utama dimana para Kelompok Tani yang turut bekerja di tempat tersebut merasa bingung bagaimana mengolah limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik dan sangat menganggu lahan areal produksi penampungan untuk limbah sekam padi serta sangat mengurangi estetika. Sewaktu-waktu, sekam padi diambil untuk Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 251 pembakaran pembuatan batubata, akan tetapi belum mampu mengurangi besarnya limbah sekam padi. Akibat tumpukan yang terlalu besar, Kelompok Tani terkadang harus membakarnya, tetapi dampaknya cukup signifikan akan menganggu warga lain sekitar yang berada dekat dengan tempat pembakaran akibat asap pembakaran. Alternatif lainnya adalah dengan membuangnya ke sungai. Tentunya, hal ini akan berdampak pada lingkungan sekitar pada ekosistem sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu program yang mampu meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani sekaligus menambah keterampilannya dalam menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai estetika tinggi. Program Kemitraan Masyarakat PKM yang dilaksanakan ini melakukan pemanfaatan limbah sekam padi yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat menjadi hiasan dinding estetika dengan melibatkan masyarakat langsung khususnya Poktan Pada Elo’ Desa Sanrego dalam meningkatkan kreatifitas dan taraf ekonominya. Hiasan dinding di lingkungan masyarakat merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dan telah banyak dipasarkan. Akan tetapi, hiasan dinding yang banyak dipasaran merupakan hiasan dinding modern dari bahan yang sama dan memiliki harga yang tinggi. Melalui program ini, disamping memanfaatkan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika, juga mengatasi penumpukan limbah sekam padi dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai estetika tinggi, serta dapat pula menciptakan kesejahteraan mitra dengan meningkatkan kreatifitas dan taraf ekonominya. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat PKM ini dilaksanakan dengan tiga tahapan utama yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan PKM didasarkan pada partisipasi penuh oleh mitra untuk bersedia dan aktif pada setiap pelaksanaan kegiatan melalui pendekatan participatory by doing. Uraian tahapan pelaksanaan PKM dapat dilihat pada gambar 1. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 252 Gambar 1. Metode Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan merupakan kegiatan sosialisasi mengenai kegiatan PKM yang dilaksanakan agar mitra memahami setiap tahapan yang dilaksanakan Asfar, Arifuddin & Rahman, 2019; Yasser et al., 2020; Asfar et al., 2021. Pada tahapan ini pula dilakukan seminar singkat untuk memberikan informasi dan pengetahuan akan kebermanfaatan limbah sekam padi untuk dijadikan sebagai hiasan dinding estetika sebagai bentuk pemberdayaan mitra dalam mereduksi kuantitas dari limbah sekam padi. Pelatihan Tahapan pelatihan dilaksanakan sebagai bentuk demonstrasi kepada mitra dan anggota mitra mengenai titik fokus pemberdayaan mitra Yasser et al., 2019; Asfar et al., 2021, yaitu olah praktis limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Tahapan pelatihan terdiri atas tiga tahapan yaitu persiapan bahan baku, pembuatan pola, dan pembuatan hiasan dinding. a. Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku terdiri atas pemilihan baku berupa sekam padi kering dan herbal sebagai pewarna yaitu daun padan, kulit buah naga, kunyit, dan kopi. Proses pewarnaan dilakukan dengan perendaman pada larutan ekstrak herbal serta pengeringan. b. Pembuatan pola Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 253 Pembuatan pola dengan menyediakan pola yang diperoleh kemudian didesain untuk menentukan komposisi warna pada setiap bagian pola untuk menampilkan keindahan warna. c. Pembuatan hiasan dinding Pelatihan pembuatan hiasan dinding meliputi persiapan proses pengecilan ukuran sekam, perekatan dan pembubuhan serpihan sekam. Pendampingan Pendampingan dilakukan dengan memerhatikan kendala-kendala yang dihadapi mitra Yasser et al., 2020, yaitu kendala dalam membuat hiasan dinding estetika. HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN Pemberdayaan mitra melalui pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat secara positif memengaruhi pengetahuan dan keterampilan mitra dalam memanfaatkan limbah sekam padi melalui olah praktis yang dilakukan oleh Poktan Pada Elo’ Desa Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Hiasan dinding difokuskan untuk memberikan pengetahuan kepada mitra alternatif lain dalam mengolah limbah sekam padi selain menjadikannya sebagai bioinsektisida cair dan biochar arang sekam. Penyuluhan Penyuluhan yang dilaksanakan memberikan dampak positif melalui antusiasme mitra dalam mengikuti seminar singkat mengenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 254 Gambar 2. Proses Penyuluhan pada Poktan Pada Elo’ Pelatihan Proses penyiapan bahan baku preparasi dilakukan dengan memilih sekam padi kering melalui penampakan visual sekam padi yang digunakan serta melakukan mixing herbal agar memperoleh hasil pewarnaan yang diinginkan. Proses pewarnaan dilakukan selama 2 hari yang terdiri proses perendaman dan proses pengeringan. Pola gambar dirancang berdasarkan gambar yang diminati oleh anggota mitra kemudian di lakukan perekatan dan finishing hiasan dinding. Gambar 3. Proses Pewarnaan dan Pengeringan Limbah Sekam Padi Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 255 Proses pembuatan pola dilakukan agar mitra memahami cara mendesain pola yang telah ada agar memudahkan dalam mereplikasi jika akan membuat hiasan dinding berikutnya. Gambar 4. Proses Desain Pola Gambar Proses pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan participatory by doing dimana mitra merasakan penuh cara pembuatah hiasan dinding estetika mulai dari persiapan bahan baku hingga hasil produk hiasan dinding yang diperoleh. Gambar 5. Proses Pelatihan Pembuatan Hiasan Dinding Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 256 Pendampingan Proses pendampingan berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, yakni tidak ada kendala yang berarti oleh mitra. Proses pendampingan dilaksanakan bersama dengan proses pendampingan, dimana mitra pada akahir kegiatan mampu mengutarakan pendapatnya atau kendala yang ditemuinya ketika membuat hiasan dinding estetika. Proses pendampingan dilakukan pula evaluasi mengenai peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra secara langsung direct evaluation. Gambar 6. Proses Pendampingan dan Evaluasi Mitra Berikut ini merupakan persentase peningkatan mitra dalam pengolahan limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika. Tabel. 1 Persentase Peningkatan Mitra Tidak ada pengetahuan dan informasi mengenai pemanfaatan limbah sekam padi dapat diubah menjadi hiasan dinding. Terjadi penambahan pengetahuan dan infromasi anggota poktan Pada Elo’ dalam mengolah limbah sekam padi hiasan dinding serta Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 257 pewarnaan alami menggunakan bahan-bahan herbal yang ada di lingkungan sekitar. Pembuatan Hiasan Dinding Estetika Tidak ada keterampilan mitra dalam membuat hiasan dinding estetika berbahan sekam padi Terjadi peningkatan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika mulai dari pewarnaan hingga menghasilkan produk hiasan dinding estetika. Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mampu memberikan pemahaman awal kepada mitra poktan Pada Elo’ dalam memanfaatkan limbah sekam padi sebagai hiasan dinding estetika. Salah satu keunggulan dalam pelaksanaan pembuatan hiasan dinding estetikan ini adalah pemanfataan bahan-bahan herbal sebagai pewarna alami tanpa menggunakan pewarna tekstil. Antusiasme anggota poktan Pada Elo’ cukup besar sebab pelatihan pembuatan hiasan dinding di Desa Sanrego khususnya pada poktan Pada Elo’ adalah hal yang baru. Dimana permasalahan akan penanganan limbah sekam padi menjadi hal yang krusial selama ini. Hadirnya pelatihan ini memberikan cara baru dalam mereduksi limbah sekam padi yang selama ini melimpah ketika masa penggilingan padi dilakukan. Peningkatan keterampilan mitra bersimbiosis dengan peningkatan pengetahuan mitra dimana pada awal penyuluhan tampak anggota poktan Pada Elo’ sebagai mitra antusias dalam mengetahui cara-cara pewarnaan sekam padi yang selama ini tidak pernah dilakukan. Peningkatan secara signifikan terjadi ketika mitra secara penuh mengikuti segala tahapan demi tahapan dalam membuat hiasan dinding estetika melalui sistem by doing. Oleh karena itu, partisipasi penuh mitra menghasilkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah sekam padi menjadi hiasan dinding estetika mencapai 100%. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 258 KESIMPULAN DAN SARAN Program Kemitraan Masyarakat PKM memberikan dampak signifikan akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam mengolah limbah sekam padi menajdi hiasan dinding estetika. Proses pembuatan hiasan dinding estetika ini memberikan cara baru sebagai kegiatan alternatif dalam mereduksi limbah sekam padi yang semakin menumpuk ketika masa panen tiba. Salah satu dampak psoitif dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini pada poktan Pada Elo’ Desa Sanrego mitra adalah kemampuan mitra dalam memanfaatkan banhan-bahan herbal untuk memberikan warna pada sekam padi agar menghasilkan warna yang alami serta memiliki estetika, sehingga produk yang dihaislkan layak jual atau memiliki nilai komersil. Oleh karena itu, kegiatan ini secara mandiri akan menumbuhkan jiwa entrepreneur mitra sebagai hasil tambahan disamping penjualan tanaman padi beras. DAFTAR PUSTAKA Asfar, A. M. I. A., Arifuddin, W., & Rahman, A. 2019. Pengolahan Kayu Sepang Caesalpinia sappan. L di Desa Biru Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 32, 97-104. Asfar, A. M. I. A., Rifai, A., Ilham, I., Damayanti, D. J., & Asfar, A. M. I. T. 2021. Pengolahan Ikan Teri Kering Menjadi Abon Asin Gammi. DINAMISIA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 51, 176-180. Asfar, A. M. I. A., Yasser, M., Istiyana, A. N., Asfar, A. M. I. T., & Kurnia, A. 2021. Transformasi Produk Sekunder Pengolahan Minyak Parede sebagai Produk Sambel Kerak Minyak. DINAMISIA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 52, 384-391. DOI Kumendong, S., Sondakh, M. L., & Tarore, M. L. 2021. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Minahasa Selatan The Role of the Agricultural Sector in Employment in South Minahasa Regency. Journal of Agribusiness and Rural Development Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan, 31, 148-158. Rahman, A., & Octaviani, E. 2021. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Kemiskinan di Indonesia. Seminar Nasional Variansi Venue Artikulasi-Riset, Inovasi, Resonansi-Teori, dan Aplikasi Statistika. pp. 39-48. Said, H. I., & Yuwono, B. D. 2015. Analisis Produksi Padi dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kota Pekalongan. Jurnal Geodesi Undip, 41, 1-8. Septiadi, D., & Joka, U. 2019. Analisis Respon dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beras Indonesia. AGRIMOR, 43, 42-44. Susilowati, S. H. 2017. Perdagangan Antarpulau Beras di Provinsi Sulawesi Selatan. Analisis Kebijakan Pertanian, 151, 19-41. Wijayati, P. D., & Suryana, A. 2019. Permintaan Pangan Sumber Karbohidrat di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 171, 13-26. Batara Wisnu Journal Indonesian Journal of Community Services e-ISSN 2777-0567 p-ISSN 2797-9717 No. 3 September - Desember 2021 Doi 259 Yaser, M., Asfar, Asfar, Rianti, M., & Budianto, E. 2020. Pengembangan Produk Olahan Gula Merah Tebu dengan Pemanfaatan Ekstrak Herbal di Desa Latellang Kabupaten Bone. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 41, 42-51. Yaser, M., Asfar, Asfar, Rianti, M., & Budianto, E. 2019. Diferensiasi Produk Gula Merah Tebu Menjadi Gula Cair dan Gula Recengan Kombinasi. Journal of Dedicators Community, Edisi Khusus Hasil Sembadha 2019, 1-10. DOI Rasmiati RasmiatiMuhammad Jafar TAUFAN AsfarAndi RiskaDesa Pitumpidange merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Pitumpidange terkenal sebagai sentra pemasok telur di Kabupaten Bone, termasuk penyedia telur untuk pedagang gorengan dan kue di kecamatan Libureng, Patimpeng, dan Kahu. Produk olahan dari pedagang dan penjual kue menghasilkan cangkang telur yang cukup banyak. Selain kulit telur dari konsumsi rumah tangga. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa hampir setiap rumah di Desa Pitumpidange menjadikan telur sebagai makanan untuk konsumsi hewan setiap harinya. Oleh karena itu, dengan adanya PKM-PM ini diharapkan masyarakat dapat bersinergi mengolah limbah cangkang telur dari kombinasi daun sirih menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai pasta gigi. Selama ini mitra belum mengetahui bahwa limbah cangkang telur dan daun sirih dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis dan mengandung nutrisi yang berguna dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi pada gigi. Oleh karena itu, mitra sangat antusias menjadi mitra dalam program PKM-PM ini karena memiliki ekspektasi komersial melalui inovasi produk menjadi produk pasta gigi sehat dari limbah cangkang telur dan daun problem of quantity of peanut shell waste is still the main problem that has an impact on the pile of peanut shell waste in large quantities. As a peanut cultivation center, this is a critical issue in Bulu Ulaweng Village. The community reduces piles of peanut waste by burning or disposing it in the river. This method will undoubtedly cause air and water pollution, impacting environmental ecosystems, especially rivers. So, this community service is planned with the PKK Women's Group in Bulu Ulaweng Village, Patimpeng District, Bone Regency, South Sulawesi Province. The goal is to deal with the problem of waste peanut shells and improve the knowledge and skills of the partners. The method of implementing the activity includes counseling using Tudang Sipulung. The training is carried out offline product manufacturing, packaging, and labeling and provides solutions to the problems encountered. The community service activities' results show that partners can process peanut shell waste into organic fertilizer. The resulting product can be a superior product for Bulu Ulaweng Village. It can be an example for neighboring villages and other areas with the same problem of reducing peanut shell waste. Bulu Ulaweng Village cannot only overcome the accumulation of peanut shell waste problem but other villages too. Therefore, this activity aligns with the government's program to create healthy and prosperous villages as a form of sustainable development goals proclaimed by the government through foam is an alternative packaging to replace Styrofoam made from natural raw materials such as starch, with the addition of fiber to strengthen its structure. Bio foam is a product that is not only biodegradable but also renewable. The raw material for packaging bio-foam in this service activity is peanut shell waste, a combination of rice husk waste. Peanut shell and rice husk waste are used as ingredients in manufacturing bio-foam because these materials contain high carbon elements, producing K-dots compounds that can benefit human life if processed. This service activity was carried out in Pationgi Village, Patimpeng District, Bone Regency, with three main stages counseling, training, and mentoring. This community service activity aims to provide knowledge and skills to Karang Taruna Group partners in processing peanut shell waste and rice husks into environmentally friendly alternative packaging bio-foam as a substitute for Styrofoam. As a result of this community service, the Pationgi Village Youth Group partners now have more knowledge and skills about how to process nutshell and rice husk waste to make bio-foam packaging that is better for the environment and can be used instead of oil processing or what is known by the Bugis people in South Sulawesi, namely Parede Oil, leaves a secondary product in the form of oil crust. This oil crust is not fully utilized, especially as a product that can increase its selling value. Therefore, this community service in the form of a community partnership program conducts training in processing oil crust into oil crust sauce. Until now, this product has survived with a shelf life of more than 4 months without the addition of any preservatives. This product is packaged in a chili pot with a net weight of 60 grams. This program has succeeded in improving the skills of partners, namely the PKK Latellang Village, Patimpeng District, Bone Regency, South Sulawesi Province, in utilizing oil crust to become oil-based chili sauce which has high economic Development of Cane Brown Sugar Using Herbal Extract in The Latellang Village District of BoneAbstract. The production of cane brown sugar is decreasing due to the low price of brown sugar form cane in the market. The low selling price of cane sugar is due to the quality and distinctive aroma of cane sugar which is less attractive to consumers. The community partnership program aims to provide solutions to partners while educating partners and citizens, especially for partner, on the benefits of cane brown sugar consumption compared to other as a form of food security as a form of persuasive methods to partners and citizens before the training takes place. This program is carried out in the form of counseling, training and mentoring. The training carried out was the manufacture of liquid sugar and instant sugar as a form of differentiation from cane brown sugar which can be of high economic value compared to selling original. The results of this program show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar. Liquid sugar products are packaged in 250 ml bottles, while instant sugars called recengan sugar packed in wrapping plastic weighing 25 g, then packaged again in the form of a pouch containing 6 instant sugars. The results of the assistance show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar and begin to expand into granulated sugar products. This differentiation product can certainly improve the price profitable. Partner problems for the typical aroma of sugar cane can also be overcome by adding herbal extracts in the form of ginger extract and pandan leaf extract, so that the distinctive aroma of sugar cane can be sugar cane liquid sugar, disposable sugar, recengan sugar, sugar variations of sugar cane herbal Produksi gula merah tebu semakin merosot diakibatkan rendahnya harga gula merah tebu dipasaran. Rendahnya harga jual gula merah tebu disebabkan oleh kualitas dan aroma khas tebu yang kurang diminati oleh konsumen. Program kemitraan masyarakat ini dilaksanakan bertujuan untuk memberi solusi kepada mitra sekaligus mengedukasi mitra dan warga khususnya kelompok usaha gula merah tebu akan manfaat konsumsi gula merah tebu dibandingkan gula merah lainnya sebagai bentuk dari keamanan pangan melalui penyuluhan sebagai bentuk metode persuasif kepada mitra dan warga sebelum pelatihan dilaksanakan. Program ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan gula cair dan gula sekali pakai sebagai bentuk diferensiasi dari gula merah tebu yang dapat bernilai ekonomis tinggi dibandingkan hanya menjual gula merah batok. Hasil dari program ini nampak bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai. Produk gula cair dikemas dalam bentuk botol 250 ml, sedangkan gula sekali pakai dengan nama produk komersilnya adalah gula recengan dikemas dalam plastik wraping dengan berat 25 g, kemudian dikemas lagi dalam bentuk pouch yang berisi 6 buah gula sekali pakai. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai serta mulai merambah ke produk gula semut. Produk diferensiasi ini tentu dapat memperbaiki harga gula merah tebu. Permasalahan mitra akan aroma khas tebu dapat pula teratasi dengan penambahan ekstrak herbal berupa ekstrak jahe dan ekstrak daun pandan, sehingga aroma khas tebu dapat Kunci gula cair tebu, gula sekali pakai, gula recengan, gula variasi tebu ekstrak Dian WijayatiNFN HariantoAchmad Suryanap>Rice is the main staple food for Indonesian population. At the same time, per capita consumption of wheat products has increased annually. One of main government policies related to food consumption is to accelerate food and nutrition diversification based on local food sources. Objective of this study was to understand demand for various carbohydrate food sources at household level by introducing socio-economic variables such as household size, wife working status, and characteristics of household head. This research used Susenas 2017 data at national level. Demand for food was estimated by the AIDS model. Rice was still as the most favorable carbohydrate source for Indonesian people. Bread and processed food were categorized as luxurious; while rice, wheat flour, cereals, and roots were as normal goods. Own-price demand elasticity for rice, wheat flour, cereals, and roots were elastic, meanwhile for bread and prepared foods were inelastic. Reducing per capita rice consumption, among others, should be conducted by increasing knowledge and awareness of household members of the importance of food consumption diversification. The government should be aware of the continuing increase in wheat flour imports in line with national economic growth due to high income elasticity for bread and processed food. Abstrak Pangan sumber karbohidrat yang merupakan pemasok utama energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari penduduk Indonesia masih didominasi oleh beras. Bersamaan dengan itu, konsumsi pangan/kapita berasal dari gandum meningkat setiap tahunnya. Di fihak lain, Indonesia memiliki beragam pangan lokal sumber karbohidrat. Salah satu kebijakan utama pemerintah terkait konsumsi pangan adalah mempercepat diversifikasi pangan dan gizi berbasis pangan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permintaan pangan berbagai komoditas sumber karbohidrat di tingkat rumah tangga dengan memasukkan variabel sosial ekonomi yaitu jumlah anggota rumah tangga, status istri bekerja, dan karakterestik kepala keluarga. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2017 untuk tingkat nasional dari BPS. Permintaan pangan dianalisis dengan menggunakan model AIDS. Hasil analisis mengkonfirmasi bahwa beras masih menjadi komoditas sumber karbohidrat yang paling diminati masyarakat. Roti dan makanan jadi merupakan golongan pangan mewah sedangkan beras, terigu, padi-padian, serta umbi merupakan barang normal. Elastisitas harga sendiri untuk permintaan komoditas beras, terigu, padi-padian, dan umbi bersifat inelastis sedangkan roti dan makanan jadi tergolong elastis. Dari hasil penelitian ini disarankan upaya pengurangan konsumsi beras/kapita diantaranya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran anggota rumah tangga mengenai manfaat diversifikasi pangan dan gizi untuk memelihara hidup sehat dan produktif. Pemerintah perlu mewaspadai berlanjutnya peningkatan impor terigu sejalan dengan pertembuhan ekonomi nasional karena roti dan makanan jadi memiliki elastisitas pendapatan yang baik dalam analisis jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel harga beras eceran, pendapatan perkapita dan produksi beras memiliki nilai elastisitas yang bersifat inelastis EAs the main staple food, rice is a strategic commodity. Rice production is seasonal and varies among regions. On the other hand, demand for rice is relatively continuous over time throughout the country. Given the characteristics of Indonesia as an archipelagic country dominated by marine areas, inter-island rice trade is a way of bridging the distribution of rice production supply from surplus areas to those deficit one. The study aims to analyze the inter-island rice trade in South Sulawesi including dynamics of inter-island rice trade in the last two decades, distribution of rice trade, and profit margin of each trade actor. Secondary data were collected from various related agencies in Jakarta and South Sulawesi. Primary data were obtained through a survey with farmers and traders as respondents and through group discussions with key informants in 3 regencies/municipality in South Sulawesi Province. Analysis results show that dynamics of inter-island rice traded from South Sulawesi relatively unstable with an increasing trend. Peak shipments occurred in October and the largest share of rice shipments came from Pare-Pare Municipality Jakarta is the main destination for rice delivery with the largest number of shipments 33%, followed by Belawan and Ambon. Considering the characteristics of rice production, consumption and market integration, and importance of rice as an economic and political commodity, inter-rice trade policy can be used as an instrument for stabilizing rice prices. It is necessary to manage spatial and continuous network of marketing activities at national level, procurement, distribution and storage, according to the rice market size in each region. Abstrak Sebagai bahan pangan pokok utama, beras merupakan komoditas strategis. Produksi beras dipengaruhi oleh musim dan terdapat kesenjangan antarwilayah, sebaliknya permintaan beras menyebar sepanjang waktu di seluruh wilayah Indonesia. Dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan, perdagangan antarpulau beras merupakan cara yang ditempuh dalam menjembatani distribusi pasokan produksi beras dari wilayah surplus dengan permintaan dari wilayah defisit. Tujuan kajian adalah untuk menganalisis keragaan perdagangan antarpulau beras di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi dinamika perdagangan antarpulau beras dalam dua dekade terakhir, distribusi perdagangan beras serta marjin yang diperoleh masing-masing pelaku perdagangan beras di Sulawesi Selatan. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait di Jakarta dan Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh melalui pendekatan survei kepada petani dan pedagang dan melalui diskusi kelompok dengan informan kunci di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil analisis menunjukkan dinamika volume beras yang diantarpulaukan dari Provinsi Sulawesi Selatan relatif berfluktiatif namun menunjukkan kecenderungan meningkat. Puncak pengiriman beras antarpulau terjadi pada bulan Oktober dan pangsa pengiriman beras terbesar berasal dari Kabupaten Pare-Pare 60,5%. Jakarta merupakan kota tujuan pengiriman beras utama dengan jumlah pengiriman terbesar, diikuti Belawan dan Ambon. Dengan pertimbangan karakteristik produksi, konsumsi beras, dan pasar beras yang terintegrasi, serta pentingnya beras sebagai komoditas ekonomi dan politik, maka kebijakan perdagangan antarpulau beras dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk stabilisasi harga beras. Untuk itu diperlukan kebijakan Pemerintah yang mengelola jaringan kegiatan pemasaran antartempat dan antarwaktu pengadaan, penyaluran dan penyimpanan secara nasional yang disesuaikan dengan besar kecilnya pasar beras di masing-masing wilayah/daerah.

cara menanam padi untuk hiasan